Minggu, 30 Agustus 2009

"MAHASISWA HARUS KRITIS"


Mahasiswa harus tetap kritis, peran mahasiswa dalam perjalanan bangsa Indonesia sangat besar dan penting, namun sebagian besar mahasiswa masih berpikiran sempit. Karena itu, mahasiswa harus mengubah pemikirannya yang sempit menjadi terbuka, kritis, dan memiliki empati terhadap masalah-masalah bangsa, jika tidak, bangsa Indonesia akan terus terpuruk. Peran mahasiswa sangat penting dalam era reformasi. Karena itu, mahasiswa harus mendorong diri mereka untuk tetap berpikir kritis, terbuka, dan menghargai pluralisme. Dengan demikian, mahasiswa mampu menjadi penjaga perjalanan bangsa Indonesia.

Salah satu penyebab keterpurukan bangsa Indonesia adalah belum adanya pemimpin yang mumpuni. Mungkin bangsa ini tengah mengalami demoralisasi. Karena itu, mahasiswa harus meningkatkan kualitas mereka sehingga mampu ikut andil dalam perjalanan bangsa ini.

Indonesia mempunyai masalah kepemimpinan yang serius. Kita bisa lihat dalam masyarakat hampir tidak ada kepercayaan lagi dalam terhadap segala macam pemimpin. Pengaruh korupsi moral terasa dalam rendahnya kadar kepemimpinan di semua level kehidupan bangsa. Padahal, tanpa kepemimpinan yang andal negara ini tidak akan pernah keluar dari kemelut.

Karena itu, mahasiswa dituntut mengembangkan sikap dan kemampuan agar mampu memberikan teladan bagi bangsa ini. Nasib bangsa Indonesia sangat tergantung dari apakah bangsa ini berhasil membangun kehidupan yang demokratis, pluralistik, dan benar-benar mewujudkan solidaritas sosial. Di sinilah peran dan tugas mahasiswa sangat besar untuk ikut mewujudkan Indonesia yang lebih baik.

Kemandirian dikatakan dalam lingkungan mahasiswa. Mahasiswa adalah generasi penerus yang akan berperan sebagai calon pemimpin bangsa. Diperlukan suatu sikap kemandirian, mampu mengembangkan diri sendiri, dan mampu memperjuangkan kepentingan masyarakat.

Mahasiswa mempunyai kepekaan dan antusiasme tinggi sebagai modal yang sangat baik untuk menampilkan mental kemandirian. Indonesia adalah negara dengan dimensi yang sangat kompleks. Karena itu, kontribusi mahasiswa sangat besar sebagai calon pemimpin masa depan untuk bersama-sama mencari solusi berbagai problematika bangsa. Tanggung jawab kita adalah menyelesaikan masalah-masalah tersebut dalam lingkup masing-masing sesuai dengan bidang yang ditekuninya.

Kata kemandirian bangsa baik di kalangan pengelola perguruan tingginya dengan otonomi kampus, kemandirian dosen-dosennya, maupun mahasiswanya yang di antara mereka akan menggantikan posisi-posisi pemimpin Indonesia masa depan

Karena itu, mahasiswa harus berjuang keras untuk maju dan memiliki visi untuk maju itu sendiri di kalangan mereka. Sikap mandiri itu juga akan menjadi landasan untuk menyelesaikan persoalan bangsa ini. Hidup Mahasiswa!

"ANTARA DUGEM DAN MAHASISWA"


Banyaknya mahasiswa yang mencari kesenangan malam di cafe dan diskotik, ternyata bukan isapan jempol belaka. Buktinya, fenomena yang biasa dikenal dengan Dugem (dunia gemerlap) tersebut menjadi kebiasaan rutin mahasiswa. Demikian dingkapkan Gilang Desti Parahita, penulis buku “Tuhan di Dunia Gemerlapku” yg sempat saya baca. Menurut cewek yang akrab dipanggil Desti ini, hasil penelitiannya menunjukkan 80 persen mahasiswa pernah memasuki tempat dugem. Bahkan, 70 persen diantaranya termasuk dalam penikmat dugem. Karena itu, dia mengaku prihatin melihat kondisi tersebut.

“Dalam penelitian itu, saya melakukan penelitian langsung terjun ke dunia germelap tersebut saya menemukan tiga tipe mahasiswa yang ada di tempat dugem. Pertama, mahasiswa yang dugem karena coba-coba, kedua karena telah terbiasa dan ketiga karena prestise. Dan, 70 persen dari mereka karena terbiasa dan prestise”. mahasiswa yang masih dalam kategori coba-coba belum bisa disebut sebagai penikmat dugem. Sebab, mereka belum menjadikannya sebagai kebutuhan yang harus dia penuhi. Namun, untuk mengarah ke level terbiasa atau prestise, kemungkinannya sangat besar.
“Kalau level terbiasa, biasanya sudah menjadikan dugem layaknya hobi yang sulit untuk ditinggalkan. Di tempat dugem tersebut dia sudah memiliki gank atau kelompok. Sedangkan, level prestise lebih banyak menjadikan dugem sebagai gaya hidup”

menilik realita dugem memang berawal dari rasa ingin tahu seseorg thd hal baru. dmana rasa penasaran dg tingkat yang cukup tinngi,beradu dengan opini2 negatif yg didapat dari masyarakat sekitar. ketika hal itu sudah menjadi rutinitas yang susah untuk ditinggalkan, sebenarnya banyak hal positif jg yg bisa kita dapatkan dari sana. pegaulan meluas, link bertambah, pengetahuan tntg life style dan music juga tumbuh disana. Tergantung individu bisa menempatkan diri,akan seperti apakah saya? bnyak hal yg dapat kita pelajari juga. Human-Characteristic, attitude, atau bahkan kepribadian seseorang juga akan semakin terbentuk dari sana. hal terberat adalah ketika itu tidak dapat dilihat dari segi pandang positif dan meluas, hanya bisa menghakimi menjadi musuh masyarakat sehingga seseorg yang berada disana menjadi suatu bagian yg kotor dan harus dijauhkan dari kehidupan yg seharusnya. Tapi inilah Fakta dari sebuah fenomena kehidupan kita,memang secara kasat mata dugem banyak hal negatif.