Minggu, 15 Maret 2009

"Surat Untuk Mahasiswa!!"

Bukan rangkaian kata yang mereka inginkan
Bukan hanya teriakan yang mereka harapkan
Bukan pula hanya teori yang kau punya

Apakah kita mesti turun ke jalan, serasa diri paling benar!
Apakah selalu harus dengan otot, serasa jagoan kampung!
Apakah..
Apakah.. dan Apakah…
Apa harus selalu identik seperti itu!
Yang semestinya tidak, kaWan!!

Bangga akan jas almamater yg dikenakan
Bangga akan posisi kalian
Bangga… Bangga…
Bangga kalian semu,
Karena..
hanya satu tetes bagian Dari samudra kebanggaan yg ada harus kalian persembahkan??
Tapi…
Mana perbuatan yang kau lakukan ??
Apakah itu hanya bualan belaka??
Balas lah suarat ini dengan sepak terjangmu bung! Kami menuggunya……

Menelisik Faktor Penyebab Terjadinya Krisis Ekonomi Global

Terjadinya krisis keuangan ini sungguh sangat diluar dugaan banyak kalangan. Akibat krisis yang dialami negara Amerika Serikat yang notabenenya adalah negara adidaya yang menjadi acuan bagi negara- negara yang memiliki hubungan dalam sektor ekonomi secara tidak langsung juga terkena imbasnya. Adapun penyebab terjadinya krisis financial ini dapat diuraikan menjadi beberapa hal. Pertama, adalah proses securitasi sub-prime mortgage yang terjadi di Amerika. Kedua, indikator gejolak pasar keuangan global. Bahwa debitur KPR atau ktedit perumahan gagal membayar atau tidak mampu untuk memenuhi kewajibannya yang menyebabkan pada krisis kepercayaan para investor, ini berdampak pada ketatnya pasar keuangan, sedangkan pasar keuangan cash dan menyebar dengan cepat keseluruh pasar keuangan global. Kerugian kredit yang melonjak akibat insolvabilitas dan penutupan operasi beberapa perusahaan keuangan raksasa seperti Lehman Brothers, AIG, dan lainya ini menyebabkan terjadinya pengalihan risiko dan ketatnya likuiditas global. Dengan krisis yang dihadapi oleh negara maju tersebut maka mereka mengeluarkan beberapa kebijakannya diantaranya adalah menurunkan suku bunga, menambah pasokan likuiditas dalam hal ini dolar dipasar uang antar bank, menurunkan GWM atau simpanan wajib di bank sentral masing-masing negara tersebut, menaikkan limit penjaminan simpanan nasabah, dan program penyelamatan system keuangan dengan menyuntikan modal seperti yang dilakukan oleh Inggris dan juga Amerika Serikat.

Dari gejolak ekstenal yang terjadi didunia ini secara tidak langsung berdampak pada perekonomian Indonesia. Adapun dampak terjadinya krisis global bagi Indonesia dapat dilihat dari beberapa sector yang menopang berdirinya perekonomian dalam negeri, yaitu :
1. Awalnya sector Moneter mengalami keterpurukan tajam :
Di Indonesia IHSG mengalami penurunan hingga lebih dari 10% sedangkan negara lain hanya 4-6%, Pengurasan uang kas (Rp & $ ) sehingga perbankan mengalami kekeringan dana, Tingkat inflasi merangkak naik > 11%, Kurs US$ juga terus naik tajam > Rp. 12.000/$
2. Sektor Riil
Volume ekspor seperti tekstil dan produk textile serta non migas ex. Palm oil/CPO mengalami penurunan

Dengan krisis ini diperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2009 akan menurun dari tahun 2008 karena pada triwulan IV-2008 relatif tidak berubah, tetapi dampak krisis global sudah mulai dirasakan khususnya pada jalur perdagangan export, yang sejalan dengan melemahnya permintaan eksternal dan turunnya harga komoditas. Melemahnya eksport diperkirakan akan berdampak pada perlambatan permintaan domestic karena turunnya pendapatan masyarakat. Depresiasi rupiah yang cukup tajam juga diperkirakan akan memperlambat laju pertumbuhan impor.

Sabtu, 07 Maret 2009

IESP (Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan) ! Apa itu???



Pada saat lulusan SLTA akan berniat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, yaitu Perguruan Tinggi mereka dihadapkan oleh pilihan-pilihan universitas, fakultas dan jurusan yang akan diminati, khususnya di Universitas Jenderal Soedirman Fakultas Ekonomi ada tiga pilihan jurusan yaitu : Akutansi, Manajemen, dan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (IESP), Anehnya kebanyakan Lulusan SLTA atau Calon mahasiswa tidak tahu IESP dan mereka menerjemahkan Jurusan ini sesuai pemikiran meraka masing-masing yang intinya tentang berkaitan masalah ekonomi, pasti kawan-kawan dulu waktu pemilihan Fakultas dan Jurusan saat SPMB atau UM jg ada yang merasa seperti itu, (#hayo! Ngaku aja deh ntar ga’ diceritain ke kawan-kawan yang lain ko’). Hal tersebut wajar, akan tetapi yang jadi masalah seandainya sekarang kawan-kawan yang sudah resmi menjadi mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman Fakultas Ekonomi jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (IESP), tidak tahu IESP itu apa sangat keterlaluan, (#UupZz! Malu-maluin dunk kalo ditanyain apa itu IESP? ga’ tau)

Sebenarnya IESP bukan ilmu yang baru, akan tetapi merupakan ilmu ekonomi yang menjadi awal yang melatarbelakangi munculnya cabang-cabang ilmu ekonomi yang lain seperti Akutansi, Manajemen. Jadi ceritanya begini, awalnya di perguruan tinggi-perguruan tinggi Indonesia pada fakultas ekonomi hanya ada satu bidang penjurusan yaitu “economics” yang berarti ilmu ekonomi. Kemudian, berkembang dan bermunculan cabang-cabang ilmu ekonomi yang lain seperti Akutansi dan Manajemen sampai sekarang ini. Oleh karena itu IESP ini merupakan ilmu murni “pure science” sedangkan Akutansi dan Manajemen merupakan ilmu terapan “applicative science”. Perbedaanya kalau IESP kita dapat mengetahui, mempelajari, menganalisis berbagai permasalahan atau segala sesuatu yang terjadi didalam cakupan sektor ekonomi yang sempit “micro” yaitu : RT perusahaan, RT konsumen. Juga dalam cakupan sektor ekonomi yang luas “macro” yaitu : pertumbuhan perekonomian, inflasi, kebijakan fiskal dan moneter, masalah pengangguran, jumlah uang beredar, kurs, ekonomi internasional, perbankan, ekonmi regional/otonomi daerah dll. Sedangkan untuk Akutansi dan Manajemen yang di pelajari cakupan secara sektor mikro saja yaitu audit keuangan, laporan R/L, manajemen perusahaan, manajemen biaya dll. (#Eeemh..ternyata kalo ditelisik IESP keren Kan!!!) cakupan mikro dan makro yang ada pada IESP ini akan memberikan wawasan yang luas bagi mahasiswa IESP dan memberikan bekal ilmu dan pengetahuan yang luas pula tentang permasalahan-permasalahan perekonomian sektoral, regional, nasional, dan global bagi lulusan IESP yang akan terjun ke pasar kerja.( #nah! Sekarang uda paham secara dalam tentang IESP kan kalo ditanya bisa jawab dunk…). Dalam perguruan-perguruan tinggi Indonesia, jurusan IESP berbeda-beda namanya, ada yang menamakan “Ilmu Ekonomi” untuk UI dan UGM, “Ekonomi Pembangunan ” untuk UNS, “Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan ” untuk UNSOED, UNDIP, dan ada juga perguruan tinggi yang lain menyebutkan “Ekonomi Studi Pembangunan ” untuk UNPAD. dll. (baru tau kan kalo IESP di Univesitas laen punya nama beda-beda….).

Jadi kawan-kawan semua yang sudah duduk di bangku mahasiswa IESP harus bangga, dan semangat menjalaninya, kawan-kawan harus ingat kata bang Udien “ Masa Depan Tak Usah kita resah kan! Apabila dari sekarang sudah kita persiapkan” maka jangan minder kalau IESP itu tidak ada yang mengenal dan parahnya mengklaim bahwa IESP merupakan sisa penjurusan yang mempunyai ruang kecil dalam prospek terjun ke pasar kerja, semua itu bohong besar kawan!, Pada intinya artikel ini dimaksudkan agar kita harus mengenal lebih dalam jurusan IESP yang sedang kita jalani sekarang sebelum nantinya banyak argument-argument yang tidak betanggung jawab, seperti pepatah “tak kenal maka tak sayang” dalam artian mengenal dan memahami sesuatu secara mendalam dengan baik menjadi syarat yang tidak bisa ditawar-tawar sebagai pondasi awal yang kokoh sebelum melakukan proses berikutnya. Sebuah teriakan bagi kita semua..BARAVO IESP FE UNSOED!!!!!!!!

Oleh: Burhanudin (Bang Udien)*
*Penulis adalah ketua umum Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (HIMESBANG periode 09)

Artikel ini berdasarkan Talk show “Menggapai Harapan Dengan Optimisme” yang disampaikan pada acara PIAMI 18-19 oktober 2008 pembicara/pemakalah adalah Agus Arifin, S.E., M.Sc. Dosen tetap Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.